We listen, we don’t judge
Tren saat ini yang sangat digandrungi oleh khalayak umum, ‘we listen we don’t judge’. Tren ini akhirnya malah membuka lembaran masa lalu ketika awal kenal diriku dengan setiap orang. Tren yang akhirnya menyadari betapa banyaknya hal dalam hidup ini yang berubah. Tren ini muncul mungkin karena kita ingin seseorang mengatakan hal kurang baik tentang diri kita tanpa mereka merasa offensive. Hari ini tanpa sengaja bergabung dengan teman sebaya, senior, bahkan dosen di prodiku. Kami mencoba melakukan tren ini, dengan aku sebagai objeknya. Wafiyah, ismail, dan wafi, ketiga teman sebayaku yang sepertinya mempunyai persepsi yang sama tentangku di awal kami berkenalan. Mereka mengatakan bahwa aku adalah orang yang sok asik, orang pertama yang mengirim teks kepada mereka secara personal dan menawarkan untuk bergabung di grup angkatan tanpa senior himpunan. Mereka juga beranggapan aku orang aneh karena cara bicaraku yang berbeda pada saat itu. Sudut pandang lain, kak cica, seniorku di prodi, ...