Posts

Panggilan untuk Mengabdi

KKN-PLP Terintegrasi adalah sebuah program yang menggabungkan dua kegiatan penting dalam pendidikan calon guru, yaitu Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Praktik Latihan Profesi (PLP), menjadi satu kesatuan yang terstruktur dan berkesinambungan. Untuk memahami pengertiannya lebih dalam, mari kita bedah masing-masing komponen dan bagaimana keduanya terintegrasi: Kuliah Kerja Nyata (KKN) Secara tradisional, KKN adalah kegiatan intrakurikuler yang wajib diikuti oleh mahasiswa sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat. Dalam KKN, mahasiswa diterjunkan ke tengah-tengah masyarakat (seringkali di luar lingkungan kampus dan perkotaan) untuk mengidentifikasi masalah, merencanakan, dan melaksanakan program-program yang bermanfaat bagi pengembangan masyarakat tersebut. Fokus utama KKN biasanya adalah pada aspek sosial, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan lingkungan. Pengenalan Lingkungan Persekolahan (PLP) PLP (atau kadang disebut PPL - Praktik Pengalaman Lapangan) adalah kegiatan yang ...

Operasi Gigi Bungsu (Odontektomi)

Introduction Di ujung lengkung gigi kita, di barisan paling belakang, tersembunyi sebuah misteri kecil yang seringkali menimbulkan tanya dan bahkan sedikit kekhawatiran: gigi bungsu, atau yang secara ilmiah dikenal sebagai molar ketiga. Mereka adalah anggota terakhir dari keluarga besar gigi geraham, yang muncul paling belakangan, seringkali di usia remaja akhir atau awal dewasa sekitar usia 17 hingga 25 tahun – periode yang dalam bahasa Inggris disebut "wisdom years," mungkin itulah mengapa mereka juga dijuluki "wisdom teeth" atau gigi kebijaksanaan. Kemunculan gigi bungsu ini bisa menjadi sebuah perjalanan yang tenang dan tanpa gejolak bagi sebagian orang. Mereka perlahan tumbuh, mengisi ruang yang memang tersedia di rahang, dan menjadi bagian fungsional dari alat pengunyah kita. Namun, bagi banyak lainnya, kisah erupsi gigi bungsu bisa menjadi lebih dramatis. Seringkali, rahang modern kita, yang mungkin berevolusi menjadi lebih kecil dari nenek moyang kita, tidak...

Perihal Raga

Beberapa waktu lalu sempat ngobrol dengan salah satu teman, tentang sesering apa cedera kaki yang saya alami. Dia bilang, “kakimu itu kekuatanmu makanya harus dijaga, Ini ndak, sudah sakit kaki ndak bilang bilang, malah tetap kesana kemari”.   Mungkin ini karena kejadian tahun lalu ketika kaki saya tersayat oleh tiram yang menempel pada dermaga kayu ketika saya menyelam. Saat saya naik ke daratan, ternyata darahnya cukup banyak mengucur. Letaknya disela jari jari kaki, cukup buat saya meringis dan sedikit pincang ketika jalan kaki. Tapi didalam kamus saya tidak ada kata jera untuk hal hal seperti ini. Saya masih gunakan untuk jalan kaki, bahkan naik turun pulau padar dengan ratusan anak tangganya itu.   Saya jadi kilas balik tentang betapa kuatnya organ kaki saya ini, yang sering saya ajak jalan, manjat, loncat, dsb. Disisi lain, kaki saya juga menjadi organ yang sering terluka, seperti luka jahitan, keseleo, memar,dsb.   Hingga akhirnya, saya harus ke fisioterapi...

Mengambil jeda

Menjelang demisioner ada satu pertanyaan yang sering ditanyakan, “setelah ini mau ngapain?” pertanyaan sederhana itu membawa pikiran ini melanglang buana. Kemanakah diri ini akan mengambil jeda? Jeda akan kegiatan beberapa waktu terakhir. Nyatanya saya akan ada di fase ini, fase overwhelmed. Di masa transisi ke kepengurusan yang baru, saya baru sadar bahwa saya hilang minat dengan banyak hal. Rasanya tidak sesemangat dan selincah dulu. Mungkin karena ini adalah efek samping dari kegiatan memforsir diri sendiri. Saya jadi ingin mengambil jeda dari berbagai hal, entah itu kepanitian, kepengurusan, dsb.   Sempat berbincang dengan salah seorang teman betapa tersiksanya saya saat itu, bahkan untuk menemui orang orang terdekat atau temanpun saya enggan, nyatanya saya memang butuh waktu memulihkan diri pada saat itu. Saya frustasi dengan sikap irrasional saya ke beberapa orang, tentang saya yang begitu labil dalam membuat keputusan. Saya begitu fluktuatif dalam mengambil langkah langk...

Parallel Storyline: Part 3

Aku gak nyangka keadaan akan separah ini, hubungan ini akan serumit ini. Hubungan ini rasanya ga baik baik aja saat kami membicarakan hal itu di telepon. Beberapa hari lalu aku menelfonnya, kekasih hatiku selama hampir 2 tahun, seseorang yang sering aku panggil dengan ‘abang’. Dari lama aku sudah ada rencana untuk membuat pengakuan bahwa aku merasa sangat bersalah karena dekat dengan seorang pria lain, seorang penasehat politikku. Pria lain ini sebenarnya adalah orang lama yang pernah kami temui bersama untuk urusan politik. Sampai sekarangpun aku yakin abang pasti memahami hal ini. Namun, lagi lagi aku rasa aku perlu membicarakan hal ini. Alasan lain karena aku merasa orang orang malah mengira aku memiliki hubungan serius dangan pria itu. Aku hanya sedang menjaga perasaannya, walaupun selama ini ia tak pernah mempermasalahkannya. Dari dulu abang adalah sosok orang yang santai, yang lebih tenang menghadapi masalah dibandingkan aku. Namun sepertinya karena hal itulah aku jadi mengga...

Himpunan: satu periode telah usai

 Alhamdulillah, tugas sebagai ketua himpunan selesai. Di himpunan, banyak hal yang sudah dilalui. Dari lentera ramadhan, PBI’s Got Talent, English Class, Community Service, Milad ke 26 Prodi, SECTION, dsb. Perjalanan ini tentu tidak mudah bagiku, perjalanan ini awalnya terasa panjang, namun sekarang setelah dilalui terasa begitu singkat. Menulis ini pun aku merasa sangat emosional, rasanya campur aduk. Kalau ditanya apa hal yang paling membahagiakan di himpunan? Di kelilingi oleh orang orang yang mau berjuang bersama. Terimakasih atas bimbingannya selama ini, ibu kajur, sekjur, dan para dosen prodi. Terimakasih telah membersamai dan bekerja bersama, para pengurus dan mahasiswa prodi yang sudah tentu tergabung di himpunan. Terimakasih kepada para alumni serta stakeholder yang sudah ikut berpartisipasi dalam suksesi program kerja. Dalam rapat perdana dengan pengurus, kepanitiaan, bahkan mahasiswa baru, ada 7 nilai yang ku sampaikan yang menjadi pegangan bersama, diantaranya ialah: 1....

We listen, we don’t judge

Tren saat ini yang sangat digandrungi oleh khalayak umum, ‘we listen we don’t judge’. Tren ini akhirnya malah membuka lembaran masa lalu ketika awal kenal diriku dengan setiap orang. Tren yang akhirnya menyadari betapa banyaknya hal dalam hidup ini yang berubah. Tren ini muncul mungkin karena kita ingin seseorang mengatakan hal kurang baik tentang diri kita tanpa mereka merasa offensive. Hari ini tanpa sengaja bergabung dengan teman sebaya, senior, bahkan dosen di prodiku. Kami mencoba melakukan tren ini, dengan aku sebagai objeknya. Wafiyah, ismail, dan wafi, ketiga teman sebayaku yang sepertinya mempunyai persepsi yang sama tentangku di awal kami berkenalan. Mereka mengatakan bahwa aku adalah orang yang sok asik, orang pertama yang mengirim teks kepada mereka secara personal dan menawarkan untuk bergabung di grup angkatan tanpa senior himpunan. Mereka juga beranggapan aku orang aneh karena cara bicaraku yang berbeda pada saat itu. Sudut pandang lain, kak cica, seniorku di prodi, ...