Mengambil jeda
Menjelang demisioner ada satu pertanyaan yang sering ditanyakan, “setelah ini mau ngapain?” pertanyaan sederhana itu membawa pikiran ini melanglang buana. Kemanakah diri ini akan mengambil jeda? Jeda akan kegiatan beberapa waktu terakhir. Nyatanya saya akan ada di fase ini, fase overwhelmed. Di masa transisi ke kepengurusan yang baru, saya baru sadar bahwa saya hilang minat dengan banyak hal. Rasanya tidak sesemangat dan selincah dulu. Mungkin karena ini adalah efek samping dari kegiatan memforsir diri sendiri. Saya jadi ingin mengambil jeda dari berbagai hal, entah itu kepanitian, kepengurusan, dsb.
Sempat berbincang dengan
salah seorang teman betapa tersiksanya saya saat itu, bahkan untuk menemui
orang orang terdekat atau temanpun saya enggan, nyatanya saya memang butuh waktu
memulihkan diri pada saat itu. Saya frustasi dengan sikap irrasional saya ke
beberapa orang, tentang saya yang begitu labil dalam membuat keputusan. Saya
begitu fluktuatif dalam mengambil langkah langkah kecil yang sebenarnya begitu
sederhana. Sesuatu yang saya jarang lakukan biasanya.
Pada akhirnya, saya
memutuskan untuk menghabiskan waktu jeda tersebut di labuan bajo, tempat yang
penuh kenangan. Labuan bajo bukan hanya persinggahan, tapi menjadi rumah bagi
saya. Tempat pengabdian selama hampir dua bulan lamanya ini ternyata buat saya ingin
kembali kesana. Menjelajahi tempat yang belum pernah saya kunjungi serta
bertemu kembali dengan orang orang yang dirindukan.
Saya datang dengan keadaan
cuaca ekstrim, bahkan kapal kapal dilarang untuk berlayar ke pulau pulau
sekitar. Namun, itu semua bukan hambatan bagi saya, mungkin karena sudah saya
niatkan lama jadi saya rasa ini hanya versi lain dari labuan bajo. Ketika sebelumnya
saya datang saat musim kemarau, kali ini dengan versi musim hujan yang agak
ekstrim. Saya siapkan payung, bahkan jas hujan namun saya malah kelupaan barang
ini. Saya bawa pakaian yang sedikit banyaknya bisa menghangatkan. Saya menyimpulkan
ini sebagai seni menikmati labuan bajo.
Saya ingin bercerita sedikit
dengan satu tempat yang sempat saya kunjungi. Tempat itu ialah air terjun tengku
siwa di kab. Manggarai. Perjelanan yang ditempuh selama lebih kurang empat
setengah jam, dengan 4 jam berkendara motor dan 30 menit jalan kaki, sehingga
total waktu yang diperlukan untuk PP labuan bajo – air terjun tengku siwa
adalah 9 jam. Berangkat pukul 7 pagi dan
pulang pukul 7 malam.
Perjalanan ini ternyata cukup
ekstrim menurut saya karena melewati 3 sungai dengan keadaan arus deras disertai hujan
di sepanjang perjalanan. Sungai pertama
cukup familiar dengan saya, karena sungai tersebut pernah saya lalui bersama teman
teman KKN ketika berkunjung ke terang, saya mampu melaluinya. Sungai kedua is
not a joke, awalnya saya coba tapi batu batuan yang saya lewati sangat licin, saya
memutuskan untuk meminta bantuan untuk menyebrangi motor yang selanjutnya saya lanjut dengan jalan kaki. Sungai ketiga saya coba sendiri walau ternyata
menegangkan bagi saya yang pemula ini.
Membahas tentang air terjun
ini, sebenarnya saya begitu penasaran kenapa sangat hot topic dikalangan siswa,
ternyata memang seindah itu. Walaupun dengan arus deras saat saya datang, tapi
tidak menutup keindahan yang ada di lokasi tersebut. Jalan kaki memang hanya 30
menit, tapi ternyata medannya is so serious. Melewati jalan berlumpur dan
berbatu yang mengharuskan kami untuk barefoot, kemudian medan persawahan (oleng
dikit jatuh), dilanjut semak semak, bertangga untuk turun ke air terjun.
Saya baru ingat betapa
semangatnya saya jalan kaki pada saat itu, ternyata sensasi itu buat saya
terpikir dengan hormon endorfin, serotonin, dan dopamin. Hormon hormon tersebut
dikenal sebagai hormon yang meningkatkan perasaan bahagia dan mengurangi stress.
Aktivitas fisik di alam,
seperti berjalan kaki di hutan dapat merangsang tubuh untuk melepaskan
endorfin, yang dapat menimbulkan rasa senang dan relaksasi. Selanjutnya,
pemandangan alam yang indah dapat menurunkan kadar kortisol (hormon stres) yang
dapat membantu meredakan kecemasan dan memberikan rasa tenang. Selain itu, alam
juga memberikan kesempatan untuk melepaskan diri dari kebisingan dan tekanan
kehidupan sehari-hari, serta memberikan ruang bagi pikiran untuk bernapas dan
beristirahat.
Sepertinya semakin dekat
dengan waktu saya harus kembali ke kesibukan saya biasanya, waktu jeda akan
usai. Terima kasih.
Comments
Post a Comment